Cerpen


PROLOG

Perkenalkan namaku Razel Taufan Insani, sering juga dipanggil Razel. Beriringan dengan Fajar dan Miftah menuju sebuah gudang ilmu yang berada di Aula, sambil berbincang tentang tugas dari dosen yang mengharuskan kita membaca buku di gudang ilmu itu sebenernya males juga untuk membaca buku, tapi karena tuntutan mau tidak mau aku mengerjakan itu.
Hampir sampai di Perpustakaan, Aku melihat seseorang wanita yang sedang duduk di Aula, hanya ada 2 kursi, dan beberapa ruangan. Wanita itu bersandingkan pantung berbentuk burung, fokusku berpindah yang semula pada jalanan, sekarang tubuhku enggan berpindah semestara mata ini  memandagin Wanita itu. Wanita itu sedang asik dengan layar di tangannya entah apa yang dia lakukan dengan layarnya itu, senyuman yang keluar membuat wajah manisnya makin menarik untuk dipandang. Ingin aku mendekatinya dan berkenalan dengannya, entah aku yang terlalu pengecut untuk memdatangi Dia.
               “Ayo malah berdiam diri saja, sedang memperhatikan apa sih Zel?” Ajak Miftah seraya menarik tanganku.
               “Eh iya maaf ya, nanti aku ceritakan didalam. Ayo,biar lekas selesai tugas itu” Jawabku menuruti tanganku yang Miftah tarik, tapi pandaganku berselindung ke sosok wanita itu.
Seraya mengerjakan tugas mataku berselindung ke Wanita itu masih sama dengan tapi wanita itu masih asik bersenayang dengan layar mungil di tangannya . Tiba -tiba, Wanita itu pergi meningalkan burung itu ditempat yang sama. Sementara didalam benak terpampang wajah cantik, manisnya tersebut terus tergiang-giang dalam khayalku.
               “Zel, tadi pengen cerita apa?” Tanya Miftah dengan raut muka penasaran.
               “Gajadi.” jawabku dengan khayalku yang tadi “Malu.” Lanjutku.
               “Mengapa harus malu? Kaya cerita sama siapa aja” sahut Fajar “tau nih” Lanjut Miftah yang nadanya kian penasaran.
               “Hahaha, nanti belum saatnya untuk diceritakan.” Elakku diringi tertawa enteng.
               “Iyadeh Zel iya.” Menjawab serentak.
Wanita itu membuat aku penasaran, ingin ku mengenali dirinya lebih dalam lagi bukan hanya sekedar mengagumi parasnya.
Melangkah menuju sebuah gedung  dengan 10 lantai yang megah dibalut kaca bening mengitari seluruh gedung, kalau melihat dari luar gedung nampak seperti aquarium. Diujung setiap sisi gedung mempunyai lift untuk berkelana ke segala lantai, nampak dari kejauhan Wanita yang waktu itu, dia bersama temannya sedang asik mengoceh satu sama lain. Aku kuatkan tekat untuk berkenalan dengannya, kupercepat langkah agar dapat mengejarnya, tapi apa daya dia sudah masuk kedalam lift duluan.
               “Yah” nada Ku melemah.
               “Pokoknya Aku harus berkenalan dengan Wanita itu.” Dalam benak berkata.
Dosen beranjak meninggalkan kelas, seruan perut mulai terdengar sebab tadi aku tidak sempat untuk sarapan.
               “Jar, ingin ke Kantin?” Ajakku.
               “Boleh, Aku juga sudah lapar.” Jawabnya sambil berdiri dan berjalan kearah ku.
               “Aku boleh ikut? Sekalian ingin membeli minum, hehehe” tanya Miftah dengan tawa mungil.
               “Ayo, cepat perutku tidak bisa diajak kompromi sudah tidak sabar diisi” jawabku senantiasa meninggalkan kelas bersama kedua teman.
Setibanya dikantin baru saya merehatkan kaki dan duduk sebelum memesan makanan. Sedang asik berceloteh, Wanita kemarin lewat persis disamping diriku, tidak sadar, aku melewatkan moment untuk berkenalan dengannya. Suara gemuruh dari dalam perut kembali terdengar, karena daritadi kami sedang asik membicarakan isu yang ada di Kampus ini. Aku bingung ingin memesan makanan apa, banyak sekali toko yang menyajikan berbagai makanan, mulai dari makanan berat, makanan ringan, minuman, hingga dessert. Suasana ramai kantin baru bergemuruh asap melayang – layang disekeliling,  banyak orang lalulalang diatas lantai hijau. Setelah memutuskan, akhirnya pilihan ku jatuh kepada Mie Ayam Yamin. Makanan datang, saatnya untuk disanjikan, sambil menyantap mie ayam itu aku melihat sesosok wanita yang tidak asing sambil membawa ayam pok-pok., Coba saja kalau aku menjadi Ayam pok-pok dengan baluran telur digoreng hingga berubah warna kemudian ditiriskan,dengan dilumuri saus kecap, lada hitam, tepung maizena, Gula dan garam, dan diaduk secara merata. Dan aku dimakan olehnya walaupun tidak akan mengisi hatinya tapi mengisi lambungnya tapi setidaknya aku melewati hatinya untuk mengecheck apakah ada seseorang didalam sana. Seketika ku hentikan kunyahan yang ada dalam mulutku, Aku bulatkan tekat yang dari kemarin menggerumutiku. Ku hentikan langkahnya,

               “Boleh kita berkenalan?” tanya Ku penuh rasa malu memiaskan mukaku.
               “Tentu saja boleh, kenapa tidak?” jawabnya dengan meyakinkan ku.
               “Namaku, Razel Taufan Insani sering orang memanggilku Razel” sautku dengan penuh percaya diri. “Oh iya, siapa namamu?” melanjutkan perkenalan sembari mengulurkan tangan.
               “Namaku, Azzahra Tiara sering di panggil Ara.” Menjawab tanganku.
               “Boleh tau username Instagram kamu?” tanyaku.
               “iya boleh kok, @azzrtri, follow ya,hahaha” Jawabnya dengan tertawa manisnya.
               “Oke pasti di follow kok, follow back ya.” Seraya bumi berenti berputar waktu membeku seakan tak ingin hilang senyumnya dari hadapanku “yaAllah, cantik banget ingin diriku mendampinginya.” Dalam hati diriku berkata.
               “Iya pasti, udah dulu ya, Aku ingin pergi kekelas soalnya sebentar lagi ada mata kuliah.” Perlahan melangkah pergi sembari melambaikan tangan kearahku.
Seketika rasa penasaranku hilang berganti menjadi cinta.
Mungkin ini awal dari pertemanan tapi aku percaya, kita ditemukan bukan hanya untuk berteman, Kita itu adalah sebuah pasangan serasi.


              





Komentar

  1. 😅😅😅😅😅😅baguss siii sayangnyaa gaada nama aku di situ

    BalasHapus

Posting Komentar